Radha,
oh Srimati Radharani
Telah
kau sandingkan sungai Gangga dan Yamuna, mengitari pelataran cinta kita
Telah
kau hardik para lebah, berhenti menggoda teratai agar kelopaknya tetap putih
Telah
kau tanam tulasi, membuka pori-pori gairah para dewa
Oh kekasihku
Radha…
Radha,
Srimati Radharani
Panggil namaku dalam jiwamu, selembut seruling di kisi-kisi
sepiku
Hembuskan nafasmu ditelingaku, laksana narwastu tercurah
dari buli-buli tua
Tumpah semerbak, mewah tanpa kata
Begitupun sayangmu, cintamu dan artimu didenyut Krishna
Radha, kekasih Radha…
Biarkan
sejarah mencatat dengan gaya pena para filsuf ternama
Akan
nama Rukmini, Satyabama, Jambawati, Kalindi dan belasan ribu perempuan lainnya,
sebutlah…
Biarkan
para pemahat lihai membentuk rupamu dan rupaku menurut imajinasi mereka,
lihatlah…
Atau
penulis mengernyitkan dahi mereka untuk memberi nama hubungan kita
Kekasih
utamakah?
Perempuan
simpanankah?
Isteri
kelas dua belaskah
…..atau
apa saja seenak tinta menorehnya
Radha
kekasihku Radha
Cinta
kita tanpa nama
Sayang
kita tiada status
Kasih
kita tanpa harga
Radha
kekasihku Radha
Didirimu,
dihatimu dan dijiwamu
Kutemukan
kebenaran mutlak!