Sunday, 27 September 2020

K E M A H


Dipaksanya hati untuk ikhlas

Walau rela ternodai keharusan

Tetapi dia katakan kepada jiwa

Ini ikhlas, langkah ini rela

Dengan begitu dia berharap awan akan menolong

Matahari akan membantu

Hujan akan meneguhkan

Musim akan menguatkan

Bahwa langkah ini benar

 

Seperti embun tahu diri menghilang

Saat sinar surya menyapa pagi

Demikian jiwanya melepaskan ego

Bersujud di sajadah saksi bisu

Ya Allahku

Ya Tuhanku

RohMu kiranya tundukkan kedaginganku

 

Seperti relamu abaikan logika

Begitulah upayaku coretkan analisa

Bukti kasih mengubah segalanya

Bukti ma'af menyelamatkan jiwa

 

Bila Firdaus hanya jembatan Surga

Izinkan aku menungguMu disana

Sembari kurayu malaikat kematian

Kurengek Tuhan berikan tiket pengecualian

Izinkan engkau mendapat bagian

Aku tidak tahu diri, ya mungkin benar

Tapi lidahku mengaku bahwa Engkaulah Tuhan

Dan sujudku terbentuk karena paham

Engkaulah pemegang kehidupan fana dan kekal

 

Berbekal itu saja

Aku meminta

Pilihlah dia

 

Mungkin Engkau tertawa

Atas pintaku yang mengada-ada

Aku bukan hamba yang benar, tidak pula baik

Apa pantas menghadap di tahtaMu yang gemerlap

Satu yang aku yakini bahwa Engkau tidak bisa mengingkari

HakekatMu yang setia

HakekatMu yang kasih

 

Bila kelak hamba harus berbagi pijakan

Biarlah pijakan kaki kananku aku lepaskan

Agar kaki kirinya menempatinya

Tetapi duhai Paduka

Peganglah tangan kiriku dengan tangan kananMu

Agar kami tetap seimbang

Menikmati kemahMu

Menyusuri taman Surgamu

Bernyanyi Glori bagi Sang Raja

Haleluya!

Haleluya!

Haleluya!

 

 

hms_27 Sep 2020