Sunday, 11 February 2018

ILMU PERBINTANGAN DAN KEJADIAN 11 FEBRUARI



Membuka hari lebih awal dari normalnya hari Minggu
Jerang air dan seduh kopi di mug Mickey Mouse abu-abu
Menulis tentang hari ini adalah mauku
Boleh ya, sekali-sekali mengenangmu?

Kutuliskan agar menjadi pengingat untuk dikonsumsi khalayak
Jaga-jaga, bila di satu titik nanti aku tidak mampu lagi mengingat, membaca, menulis atau bicara
Siapa tahu ada anak manusia yang mendapatkan nasihat dan cara
Dari rangkai kata yang kadang khiasan, kadang sesungguhnya
Bagaimana mereka menerjemahkannya.

Aku lupa janji kita
Aku lupa jemaat yang menjadi saksi di gereja
Bahkan lupa nama pendetanya siapa
Kan? Ingatanku makin pudar saja…

Aku ingat hari ini pada 21 tahun yang lalu
Aku ingat warna kebayaku dan warna jasmu
Dan aku ingat senyum grogimu

Mayti,
Bintang pertama kita sudah di level IV.2
Asumsinya PG dan TK adalah sekolah ecek-ecek
Tempat bersosialisasi, walau bintang pertama kita menjadikan ini singgasana
Bermain sendiri dan atur para miss sesuka hatinya
Tampak jelas jiwa kepemimpinannya
Oh, atau jiwa nge-bossy-nya?

Maygan,
Bintang kedua kita di level III.3
Segera akan masuk ke level IV
Duh sayang
Terseok langkahku menghantar mereka
Kebas tanganku mendorongnya
Tercekat dikerongkonganku, serapah tertahan disaat maksud tidak sejalan
Kupejam mata nol-kan amarah, dan harap percaya ini amanah

Iseng-iseng aku membaca bagian ilmu perbintangan: www.pil-tei.com
Tentang simbol yang diberikan untuk setiap zodiac yang ada.
Semoga tidak salah terjemah, Namean dianggap Astrea atau Ino dikira Ganimedes
Kam mau baca?

Aquarius
Pria tampan Ganimedes, anak raja Troya yang diculik Zeus untuk menjadi pembawa air baginya
Pisces
Dua ekor ikan yang berhasil membawa dewi Venus dan dewa Mars ke sungai Eufrat waktu mereka dikejar oleh Typhon.
Aries
Domba berburu emas yang dikirim Nephele untuk menyelamatkan putra-putrinya Phrixus dan Helle yang hendak dibunuh ayahnya King Athamas atas hasutan ibu tiri mereka, Ino.
Taurus
Sapi jantan, Taureau jelmaan dewa Zues (Yupiter)
Gemini
Sepasang anak kembar putra Zeus, Castor dan Polux.
Cancer
Kepiting jelmaan ular bernama Hydra (beracun, berkepala banyak) yang dikirim Yuno untuk melawan Hercules.
Leo
Jelmaan Nemean Lion yang paling ganas yang harus dibunuh Hercules (satu dari 12 tugas Hercules dari King Eurystheus of Mycaena).
Virgo
Putri cantik jelmaan putri Astrea yang hidup di zaman emas.
Libra
Penjelmaan timbangan yang dibawa Justicia sebagai dewi keadilan.
Scorpio
Kalajengking, cinta segi empat antara Orion, Diana, Venus dan Aurora. Diana mengirim kalajengking untuk membunuh Orion, menyesal dan meminta ke Zeus mengubah Orion menjadi bintang.
Sagitarius
Makhluk Centaurus, para monster, musuh dewa dan manusia
Capricorn
Kambing dengan tanduk yang besar dan kuat, bernama asli Theus yang merupakan kambing penjaga Zeus kecil saat bayi. Ibu Zeus menyembunyikannya di gua karena takut dimakan ayahnya Kronos. Zeus kecil ditemani Theus.

Duh sayang,
Belum puas rasanya, tapi tak kuasa kumenahan jari-jariku mengetik lagi
Mencari tanya om google dan aku dibawanya kesini : www.astrology-zodiac-signs.com
Lalu isengku muncul lagi dan membandingkan zodiac kita.
Semoga tidak salah terjemah, muda dianggap bilangan usia, tua dianggap renta, padahal bijaksana yang boleh bilangan kecil boleh angka besar.
Kam mau baca?


Aries
Aquarius
Symbol
Ram
Water-bearer
Element
Fire
Air
Quality
Cardinal
Fixed
Color
Red
Light Blue, Silver
Day
Tuesday
Saturday
Greatest Overall Compatibility
Libra, Leo
Leo, Sagittarius
Lucky number
1;8;17
4;7;11;22;29
Strengths
Courageous, determined, confident, enthusiastic, optimistic, honest, passionate
Progressive, original, independent, humanitarian
Weakness
Impatient, moody, short tempered, impulsive, aggressive
Weakness: Runs from emotional expressions, temperamental, uncompromising, aloof
Like
Comfortable clothes, taking on leadership role, physical challenges, individual sport
Fun with friends, helping others, fighting for causes, intellectual conversation, a good listener
Dislike
Inactivity, delays, work that does not use one’s talents
Aquarius dislike: Limitation, broken promises, being lonely, dull or boring situation, people who disagree with them

Kawan,
Adakah suatu kebaikan kalau dulu kita, atau aku, tidak menemukan website ini?
Atau sayang sekalikah aku tidak menemukannya?

Satu hal yang aku tahu…
Satu hal yang aku syukuri…
Aku bangga dengan dua bintang itu
Yang ada karena ketidaktahuanku akan ilmu perbintangan

Sayang lihatlah dan ikutilah
Tatap mereka dari Firdaus sana
Tumbuh dewasa, tertawa, menangis, gagal, sukses, suka atau duka
Pertanda mereka selayaknya manusia…
Normal mempunyai rasa
Dan kenal jalan Tuhannya
Tempat mohon ampun dan perlindungan dalam doa-doanya

Kawanku,
Lanjutkanlah tidurmu…
Aku gereja dulu..
Bintang kedua kita sudah menunggu…

February 11, 2018_hms_cinta putih di bulan merah jambu          




Thursday, 1 February 2018

TERAPI BEKAM


Diambilnya mangkuk tembikar itu dari pilihan kaca dan bambu
Diletakkannya di titik-titik punggung kekar itu, lalu dipanaskan terukur
Jelas kudengar ringisan kekasihku saat kulitnya terisap tak ragu
Lalu... 
Duh nyamannya sayangku
Ucapnya tanpa sendu

Kupejam mata sambil tersenyum bahagia untuk sesuatu yang dia percayai nyaman, enak, enteng
Sepanjang dirimu suka, maka aku suka
Sepanjang senyummu merekah lepas, sudahlah aku ya kan saja
Karena senyummu lebih penting dari adu argumentasi
Karena tawamu lebih utama dari kilasan hasil studi

Persetan dengan jurnal PLOS ONE tentang bekam sebagai sugesti
Atau keragu-raguan peneliti Autralia tentang perlunya kombinasi dengan akupuntur
Atau keyakinan peneliti China, ini efektif bila digabungkan obat lain untuk mengatasi herpes zoster, jerawat, kelumpuhan wajah atau spondylosis serviks
Tentulah Ian Stones, si ahli akupuntur dari Inggris itu, senang saja dengan berita ini.
Lalu menegaskan, bekam baik untuk stress atau penderita trauma fisik
Karena bekam membuat darah dan energy bergerak ke beberapa area untuk proses penyembuhan

“ada yang tak mampu kulupa, bulu lembut dikeningmu,
yang meremang kala kukecup, dan ketika kusibak rambutmu…
ada yang tak hendak kubuang, serangkaian kenang-kenangan,
yang tergambar di gelap malam dan tersimpan di pucuk daunan…. ”

Lirik lagu Ebiet G Ade itu menenangkan jiwaku…
Rela berlama-lama menunggumu
Duhai kekasihku

Kubuka mata sebelah mengintip tubuhnya
Matanya tertutup rambut coklatnya, ah hitam, dan satu-satu helai putih menyapa,
Lelakiku menikmati panas, perih, rasa terbakar tinggalkan bercak kelam

Tidak ingin kuganggu keyakinannya, bekam bisa usir flu yang diderita
Pengisapan darah itu menghentikan penetrasi flu lebih jauh, begitu katanya
Coba deh Ring, sekali saja

Dan ku-ya-kan saja, tanpa mencoba
Demi melihat tawanya
Demi menikmati kerling matanya
Demi melihat kobar semangatnya

Jennifer Aston, Gwyneth Paltrow dan Andy Murray pun melakukan ini kok
Apalagi Victoria Beckham!
Ah jangan-jangan ada konspirasi ini, antara Bekam dan Beckham J

Duh cinta,
Aku memang sering migran, cemas bahkan depresi
Migranku, memikirkan caramu berfikir, jalanmu melangkah, suara mengalah walau tidak salah
Cemasku, takut PSK menggodamu dengan harga diskon di pinggir jalan, menyibak kemejamu dengan nafsu setan, lalu menarik tanganmu dengan kuku panjang berkutek merah padam
Depresiku, aku tidak mempunyai kekuatan apa-apa, tidak ada intial capital untuk menahanmu, atau segenggam janji tentang indahnya esok hari, atau ulas alasan kalahku oleh waktu

Tapi bekam bukan pilihanku…
Yuk ah, pulang kita

“….langit di simpang jalan menemaniku bernyanyi, bagai gejolak pohonan runtuh
bersama gitar, bersama sepi, bersama luka dan cinta, aku masih sempat bernyanyi lagi
ada yang mesti kupikir lagi, melepas dendam dan sakit hati
dan berjuang membendung benci,
Tuhan jagalah tanganku ini….”


February 1, 2018_hms_untuk praktisi Bekam di seluruh dunia, khususnya simpang pomad 

Sunday, 14 January 2018

ELANG



Ini Manali, kota kecil di kaki Himalaya
Bukan kota Srinagar, tempat favorit pasangan kekasih untuk berbulan madu
Dan dari situ, dingin dan kekar barisan es dapat dinikmati lebih sempurna

Melbrosia membuka sedikit jendela kamarnya
Melempar pandangan ke bawah, pada aktivitas pasar yang mulai terasa
Untuk harga murah, penginapan ini lumayan terjaga
Walau kopi rasanya tak jelas, setidaknya ada
Karena Chai sudah tidak menarik, air keruh berbau apek diteguk
Ya sudah, mari melenggok

Diambilnya mantel bulu, pinjaman dari seorang kawan saat bertemu di Haridwar
Walau keras menolak, se-keukeuh itu pula Si Kawan memaksa tetap berkoar
Fakta tertolok, sia-sia adu pendapat di beberapa etnis
“Manali is very cold, my friend. Please take this and carry this”
Yooo wissss…,
Ransel tak bisa ditutup lagi atas nama ‘friendship’

Dililitkannya syal hitam modal dasar perjalanannya
Hasil rajutan perempuan tercinta yang jauh di sana
Walau jelas terbaca guratan khawatir, iba dan cinta
Tapi mata tua itu memberi restu dan doa
Saat Melbrosia berkata,”Ma, aku mau ke India”

Dipasangnya sepatu boot coklat, dengan kaos kaki tebal
Memorinya lari secepat kilat kepada seseorang pada masa kekal
Perjalanan pendek tanpa bilangan tahun
Sarat diskusi, saling pandang, tawa terbahak, menangis kering hingga sesegukan tertahan
Lalu berhenti pada pengakuan, Agungnya karya ciptaan
Sepakat dalam satu rumusan, Indahnya khadirat Tuhan

Dia berdiri tegak, meraih kamera dan tas selempang kecil
Dikuncinya pintu kamar, dituruninya tangga tua dari papan
Menyapa resepsionis dan senyum kiri kanan

Dipanggilnya bajaj dengan suara serak dan renta
Tawar menawar dapat harga
Empat puluh, ah tiga puluh tujuh menit tepatnya
Lokasi yang dia tuju tampakkan rupa
Dengan bonus sebatang rokok, supir tinggalkannya

Hutan pinus berbukit, ah bukan… ada beberapa tanaman lain disitu
Kaki bergegas menapak, kadang berlari kecil lalu merunduk, mengendap-endap, tepok jidat, terseyum, kecewa dan aneka ekspresi tercurahkan
Dua jam delapan belas menit dia sibuk dengan kameranya
Tak sadar posisi diri entah di lintang berapa
“Ya Tuhanku, aku dimana”
Jam masih tunjuk angka muda, ah biar saja
Enjoy the lost bathinnya
Istirah sejenak lalu bangkit kembali seakan tidak mau rugi
Jauh-jauh dari negeri sendiri demi pelarian yang positif
Berharap atmosfir negeri jiran, ademkan panasnya luka hati
Dinginnya hantaran salju, bekukan perihnya sayatan belati
Hingga mati rasa
Sekalipun sementara

Penat membuatnya berhenti lagi
Duduk lelah di batu besar di atas bukit
Lanskap luar biasa goresan Sang Maha
Ada guratan senyum disudut bibirnya
Akui kehebatanMu yang Mulia

Suara rintih dari pohon pinus alihkan posisi rendahnya hatinya
Ingin tahu, dia mendekat bahkan berniat memanjat saat melihat
Seekor elang muda terluka diantara ranting-ranting yang menahannya
Kehadiran Melbrosia mengkhawatirkannya
Matanya kian awas laksana pasukan pilihan di tugas khusus
Lalu sekuat tenaga mencoba terbang, kepakkan dan kepakkan
Ah dia hilang keseimbangan
Dia melayang turun, gravitasi bumi menariknya kasar

Melbrosia menghampiri tanpa takut, tanpa ragu
Seakan memahami dan merasakan luka yang diemban
Dan elang dengan kekuatan terakhir mencakar lengannya
Lalu tanpa daya, pasrah digenggaman perempuan pilihan

Duh Arga sayang
Please don’t die

Dikeluarkannya isi tas selempang dan memindahkannya ke kantong-kantong mantel
Arga meringkuk dalam tas hitam bermotif buram bertulis Hamlet: Act 4 Scene 5 Page 2
Nafasnya terengah dan bergegas turuni bukit

Takutnya adalah, tuangan air putih bekalnya tidak mampu lepaskan dahaga Arga
Entah langkah memutar, entah efek ketidaktahuan beraduk ketakutan
Butuh lima jam lima menit untuk dia berpapasan makluk manusia
Ah dia sudah dekat rupanya

Dia berlari dan berlari
Bertemu lelaki ceking hitam tawarkan jasa kuda
Tanpa tawar dia bilang ya
Demi nyawa
Arga

Bergegas lewati anak tangga dua demi dua untuk segera capai kamarnya
Dikeluarkannya Arga dari tas dengan penuh kasih sayang
Agar dia tidak tersakiti, bukan takut atas tajamnya mata elang

India kaya rempah, sumber segala obat
Perawatan dan kasih sayang dia yakin mampu menyembuhkan
Dia abaikan panggilan telephone dan pesan untuk pulang
Reshedule ticket adalah keputusan

Delapan hari terlewat sudah
Arga kembali gagah

Melbrosia mengerti dan tabah
Membawanya kembali puncak bukan di lembah

Di puncak yang sama, di batu yang sama
Diangkatnya Arga dengan kedua tangannya
Dipejamnya mata menahan sakit di dada
Dihelanya nafas, longgarkan rongga yang kian sesak
Dan tangannya merenggang…..
Arga terbang…
Dan menorehkan luka baru di atas luka lama yang belum kering sempurna
Luka baru itu wajib ada
Karena dianya adalah
Tonggak Arga mengambil ancang-ancang untuk terbang

Jantungnya berdegup kencang menahan aneka rasa
Melepas pergi kekasih jiwanya
Walau berbilang muda kenangan bersama
Tanda tertinggal akan abadi sepertinya

Tiba-tiba Arga terbang rendah dan hinggap di dahan yang sama saat dia terluka
Menatap Mel tidak tajam, melainkan teduh penuh ungkapan
Ungkapan tanpa nama, rasa tanpa definisi, tindakan tanpa nilai

Mel memandang tersenyum sambil menahan nyeri
Berkata lirih walau tidak akan dimengerti

Terbanglah tinggi sesuka hati, pada arah mana angin berbisik lewat helai sayapmu
Cari dan nikmatilah sepuas seleramu
Kuning, merah, hijau, biru dan semua turunan warna yang ada
Lepaskanlah hasrat dan harapmu, tua, muda, kaya, miskin, sombong, sederhana, terpelajar, terbelakang
Miliki dan tinggalkanlah sekena waktumu
Hujan, kemarau, bersalju, gersang, rimba, desa, kota, gunung dan laut
Sesuka alam memanggilmu
Selihai pesona bidadari menggodamu
Nikmatilah

Arga kembali terbang dan Mel berharap tidak ada lagi manuver yang sama
Diusapnya bekas cakar di pergelangan tangan kirinya
Darah segar masih merembes, tepatnya mengalir, pertanda lukanya cukup dalam
Mel tersenyum rasakan sakitnya, menikmati dahsyatnya kesedihan, menyuskuri lezatnya kekalahan
Usianya tidak akan izinkan regenerasi sel berlangsung cepat dan baik
Luka itu tidak akan hilang
Akan tetap menjadi kenangan

Ditekannya dengan ujung jarinya, berusaha hentikan darahnya
Cucurannya jatuh ke Bumi
Bumi sarat makna
Namun kehilangan penafsir ungkapkan rasa


14 Jan 2018_the scars