Diambilnya mangkuk tembikar itu dari pilihan kaca dan bambu
Diletakkannya di titik-titik punggung kekar itu, lalu dipanaskan
terukur
Jelas kudengar ringisan kekasihku saat kulitnya terisap tak ragu
Lalu...
Duh nyamannya sayangku
Ucapnya tanpa sendu
Kupejam mata sambil tersenyum bahagia untuk sesuatu yang dia percayai
nyaman, enak, enteng
Sepanjang dirimu suka, maka aku suka
Sepanjang senyummu merekah lepas, sudahlah aku ya kan saja
Karena senyummu lebih penting dari adu argumentasi
Karena tawamu lebih utama dari kilasan hasil studi
Persetan dengan jurnal PLOS ONE tentang bekam sebagai sugesti
Atau keragu-raguan peneliti Autralia tentang perlunya kombinasi dengan
akupuntur
Atau keyakinan peneliti China, ini efektif bila digabungkan obat lain
untuk mengatasi herpes zoster, jerawat, kelumpuhan wajah atau spondylosis
serviks
Tentulah Ian Stones, si ahli akupuntur dari Inggris itu, senang saja
dengan berita ini.
Lalu menegaskan, bekam baik untuk stress atau penderita trauma fisik
Karena bekam membuat darah dan energy bergerak ke beberapa area untuk
proses penyembuhan
“ada yang tak mampu kulupa, bulu
lembut dikeningmu,
yang meremang kala kukecup, dan
ketika kusibak rambutmu…
ada yang tak hendak kubuang,
serangkaian kenang-kenangan,
yang tergambar di gelap malam dan
tersimpan di pucuk daunan…. ”
Lirik lagu Ebiet G Ade itu menenangkan jiwaku…
Rela berlama-lama menunggumu
Duhai kekasihku
Kubuka mata sebelah mengintip tubuhnya
Matanya tertutup rambut coklatnya, ah hitam, dan satu-satu helai putih
menyapa,
Lelakiku menikmati panas, perih, rasa terbakar tinggalkan bercak kelam
Tidak ingin kuganggu keyakinannya, bekam bisa usir flu yang diderita
Pengisapan darah itu menghentikan penetrasi flu lebih jauh, begitu
katanya
Coba deh Ring, sekali saja
Dan ku-ya-kan saja, tanpa mencoba
Demi melihat tawanya
Demi menikmati kerling matanya
Demi melihat kobar semangatnya
Jennifer Aston, Gwyneth Paltrow dan Andy Murray pun melakukan ini kok
Apalagi Victoria Beckham!
Ah jangan-jangan ada konspirasi ini, antara Bekam dan Beckham J
Duh cinta,
Aku memang sering migran, cemas bahkan depresi
Migranku, memikirkan caramu berfikir, jalanmu melangkah, suara mengalah
walau tidak salah
Cemasku, takut PSK menggodamu dengan harga diskon di pinggir jalan,
menyibak kemejamu dengan nafsu setan, lalu menarik tanganmu dengan kuku panjang
berkutek merah padam
Depresiku, aku tidak mempunyai kekuatan apa-apa, tidak ada intial capital untuk menahanmu, atau
segenggam janji tentang indahnya esok hari, atau ulas alasan kalahku oleh waktu
Tapi bekam bukan pilihanku…
Yuk ah, pulang kita
“….langit di simpang jalan
menemaniku bernyanyi, bagai gejolak pohonan runtuh
bersama gitar, bersama sepi,
bersama luka dan cinta, aku masih sempat bernyanyi lagi
ada yang mesti kupikir lagi,
melepas dendam dan sakit hati
dan berjuang membendung benci,
Tuhan jagalah tanganku ini….”
No comments:
Post a Comment