Tidak pernah ada dalam rencanaku, hati akan bergetar
memandangmu.
Tidak pernah terlintas dalam pikiranku, dirimu akan
menguasai ingatanku.
Sejak mataku terbuka menyapa pagi, hingga malam tutup
menjemput bumi.
Tidak kuinginkan jatuh cinta lagi
Tidak kubutuhkan belahan jiwa menemani
Kesimpulan cinta sudah dimateraikan
Bahwa anjing lebih mengerti dan sayang
Mengenal dirimu adalah awal perjalanan baru
Mampu melunturkan kesimpulan itu
Dan atas nama persahabatan, kujabat erat tanganmu
Atas nama kasih, aku menautkan hati biru
Dan seiring waktu, aku tergantung di pesonamu
Aku pikir, kamupun merasakan kentalnya rasa itu
Yang dengan waktu, berubah wujud menjadi harapan dan cinta
Aku terlalu yakin, kamu mengerti dan memahami ritme jiwaku
Sampai pada satu titik...
Ketika aku berkata “Aku rindu padamu” dan kamu menjawab
“terima kasih”
Alam sadar sentakkan raga, rasa kita tidak sama
Ritme kita berbeda
Oh mimpiku!
Ma’afkan aku.
Aku kembali kepada kesimpulan awal, sudahlah…berhenti sampai di sini.
Duhai hujan tercurahlah ke bumi….
Ajari aku mengekang diri untuk menatap liriknya, berhenti
menjelajahi kenangan yang ada.
Ajari aku mengurangi berkirim berita, bantu aku mampu kembali tertawa
Ajari aku untuk tidak terlalu peduli, biarkan hatiku beku tanpa rasa
Ajari aku untuk hidup membenci cinta
Sebab cinta adalah duka!
hennysembiring://tertulis pada sudut kegelisahan_1 Maret 2013, 11.05 pm
No comments:
Post a Comment