Bongkah itu batu
Tidak terpungkuri indah nian warnanya
Tidak teracuhkan kejernihan lekuk sudut-sudut prismanya
Potongan sempurna pengrajin harta
Lihat dan tunggulah munculnya matahari
Akan kau picingkan mata oleh kilaunya yang terpantul
Akan mudah terasuk setiap hati, tertoreh pesona dan terikat rawannya
rasa
Permata…
Dia tanpa warna
Ah tidak juga
Entahlah
Tergantung warna apa yang menerpa sudutnya
Maka refleksinya akan indah adanya
Aneka materi, media, hantaran manis, sayang, dan cinta
Aneka strata, usia, pekatnya dogma, objek sakit, pernah sakit atau
sakit berkepangan
Melabuhkan harap memilikinya, atau setidaknya berjemur di dekat
kilaunya
Permata itu teduh, kuat, berlimpah kasih sayang
Dia beri kenikmatan, dihiburkannya hati yang sedih, dibalutnya hati
yang terluka,
Dilindunginya yang tertindas, dicurahi dengan cinta
Ya itu cinta
Cinta kian tumbuh, berbunga sebarkan aneka aroma dan warna
Dan semua cinta
Entah sampai level warna keberapakah, cinta akan berhenti sebarkan
cinta
Hitam, warna hitam itu
Terkesan elegan, berkelas dan tahan uji
Rasa membawanya masuk dalam daftar
Berharap melengkapi
Namun doa-doanya siratkan keinginan menjadi tempat akhir
Lalu pudar
Hitam tidak akan menjadi peserta
Hitam adalah kealpaan akan pigmen
Tidak seharusnya menjadi bagian kumparan warna
14 Januari 2018_the absent of colours
No comments:
Post a Comment