Dibentangkannya matras
Ada enggan, ada malas
Tapi sadarnya akan otak yang makin
tidak cerdas
Dan raga yang kian lemas
Matanya terpejam
Mulutnya komat menghitung dasar
Otak nelangsa ke masa depan
Betapa bebas berlari, jauh dan jauh
Sementara mulut tetap kamit dalam
dentum
Sungai mengalir lamban
Anak sungai mengalun sumbang
Terbatas
Kalah
Waktu
Dia telentang, mata terpejam
Kaki kiri terangkat, lalu kanan
Bergantian
Hingga hitungan ke enam puluhan
Balik kiri dan mulai hitung lagi
Balik kanan dan mulai hitung lagi
Sepuluh
Dua puluh
Tiga puluh menit berlalu
Gerakan lambat namun hasilkan peluh
Mata sembab, hati kelu
Hati mengeluh
Iringan
Tergiring
Menggiring
Giring
Tanpa daya
Tanpa kata
Tanpa rasa
Dalam bingkai harinya
Mata tak menemukan kesukaannya
Dalam bingkai jamnya
Bibit tergigit perih tak temukan
kesayangannya
Dia menunduk pasrah pada pangkuan semesta
Sayapnya patah dengan otot yang masih
tertancap erat
Merembes sisa-sisa waktunya
Mungkin akan kering dalam bilangan
purnama
Walapun tanpa warta
Tergiring
Konspirasi
Umat
Martabat
Harkat
________ 12 Mei 2020 ________
No comments:
Post a Comment